Home / Sejarah

Jumat, 4 Maret 2022 - 06:01 WIB

Arkeolog Ismail Lutfi,Sebut Ada Empat Poin Dari Isi Batu Prasasti Situs Gemekan

Foto.Arkeolog Ismail Lutfi,Sebut Ada Empat Poin Dari Isi Batu Prasasti
Situs Gemekan

Foto.Arkeolog Ismail Lutfi,Sebut Ada Empat Poin Dari Isi Batu Prasasti Situs Gemekan

Foto.Arkeolog Ismail Lutfi

Mojokerto .Indexberita.com Arkeolog Ismail Lutfi menyebut ada empat poin dari isi batu prasasti yang ditemukan di Situs Gemekan beberapa waktu lalu. Yakni angka tahun, nama raja, nama daerah yang diundang menjadi saksi ketika upacara penetapan sima dan empat masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Tim Arkeolog Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim.

“Pertama. Pada baris pertama, ada penyebutan angka tahun dan sudah dikompresikan oleh kawan saya dari Perancis itu ketemu sampai tanggalnya yakni 7 Oktober 930 masehi. Kedua, menyebutkan nama rajanya. Sri Maharaja Rake Hino Mpu Sindok, sangat jelas itu,” tegasnya, Jumat (4/3/2022).

Ketiga. Ada nama penting yakni orang-orang yang diundang menjadi saksi ketika upacara penetapan sima (tempat suci/dugaan Situs Gemekan, red). Salah satunya adalah nama Desa Lemah Tulis. Menurutnya, pihaknya sudah menemukan data penting dari batu prasasti Alasantan yang ditemukan di Desa Bejijong.

READ  Kunjungi Sdn Purwotengah, Ganjar Pranowo Apresiasi Restorasi Sekolah Soekarno Jadi Cagar Budaya

“Ternyata Alasantan itu menyebutkan Lemah Tulis itu nama asli dari Bejijong (Desa di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, red). Dan jarak antara Gemekan dan Bejijong itu tidak terlalu jauh. Jadi sangat relevan informasi dari prasasti ini, kalau menyebutkan salah satu pejabat di lingkungan sini yang diundang itu Lemah Tulis,” jelasnya.

Empat. Masih kata Lutfi, ada satu PR dalam mengungkap isi batu prasasti Situs Gemekan di Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto tersebut. Yakni kata ‘Padang’ sebagai induk dari wilayah Gemekan. Karena di masa abad 10 tersebut, Gemekan adalah wilayah dari Watak Padang.

“Kita harus cari Padang itu masih ada, di sekitar Mojokerto ini. Dimana Padang itu yang radiusnya itu kira-kira tidak terlalu jauh lah. Karena wilayah ini dibawah kekuasaan Padang. Dalam bahasa Jawa Kuno adalah sebuah watak. Watak itu kumpulan dari waluwah, waluwah itu kalau sekarang sama dengan desa,” tuturnya.

READ  Wabup Lakukan Audiensi Terkait Situs Kumitir Kecamatan Jatirejo

Seperti wilayah kabupaten. Lutfi menjelaskan, karena di masa itu berkuasa seorang rakai dan rakai tersebut bisa berperan sebagai raja kecil atau saat ini disebut Bupati. Terkait agama di Situs Gemekan, menurutnya, Maharaja Mpu Sindok mengayomi semua agama.

“Jumlah prasasti yang beliau (Mpu Sindok, red) keluarkan, itu mengayomi agama Hindu dan Budha. Kalau saya menangkapnya dari sisi itu, toleransi Mpu Sindok itu sangat luar biasa. Dan itu bagi saya tidak kaget. Kalau bicara paling banyak, tidak biasa. Perlu kita pahami, sejak Medang di Jawa Tengah itu antara agama Budha atau Sugata dan agama Siwa atau Hindu itu sudah rukun,” urainya.

READ  Warga Dusun Sidomulyo Gelar Syukuran, Rebutan Polowijo Meriahkan Tradisi

Bahkan ada contoh, lanjut Lutfi, seorang raja yang beragama Hindu menyumbang stupa untuk candi Budha. Yakni Rakai Pikatan Dyah Saladu yang dipahat di Prasasti Pendek di Candi lor di Klaten, Jawa Tengah. Sehingga mengenai kwuantitas bangunan suci tidak bisa ditentukan mana yang lebih dominan.

“Karena memang rupa-rupa berkembang lebih lanjut, ajaran di Jawa bukan saja Siwa saja, Budha saja tapi penggabungan Siwa-Budha. Kita menunggu hasil ekskavasi dulu karena posisi temuan itu menentukan sekali untuk kita berikan jawaban atas latar belakang agama candi yang ada di Situs Gemekan ini,” katanya.

Menurutnya, ia tidak bisa menyimpulkan sebelum ada data arkeologi yang mendukung ke arah agama yang dianut di masa tersebut.(Syim)

Share :

Baca Juga

Sejarah

Danrem 082/CPYJ Tinjau Rehab RTLH Dalam Rangka HUT RI

Sejarah

RSI Hasanah Mojokerto Peduli Pada Wartawan Mojokerto Berikan Kacamata Kesehatan

Sejarah

Hari Pahlawan, 1 Menit Mengheningkan Cipta Bersama Satlantas Polresta Mojokerto Di Simpang 4 Empunala

Sejarah

Gubernur Jatim Khofifah di Dampingi Walikota dan Bupati Mojokerto Berangkatkan Ribuaan Peserta Gerak Jalan GMS

Sejarah

Warga Dusun Manyarsari Adakan Sedekah Bumi

Sejarah

Kampung Desa Lolawang ,Penuhi Lampu Kerlap Kerlip

Sejarah

Karnaval HUT RI ke-79 di Desa Klinterejo, Sooko: Antusiasme Warga dalam Balutan Tema Mojopahitan

Sejarah

Tim Arkeologi BPCB Jatim,Temukan 2 Terowongan di Situs Gemekan
?>