Mojokerto .Indexberita.com Upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Mojokerto terus dilakukan secara masif dan kolaboratif. Salah satu langkah nyata diwujudkan melalui kegiatan Aksi Bergizi dan Gerakan Percepatan Penurunan Stunting (GERCEP) yang digelar di halaman SMPN 2 Mojoanyar pada Jumat (23/5/2025).
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 06.30 WIB ini diawali dengan senam ceria bersama, kemudian dilanjutkan dengan sarapan bergizi, minum susu bersama, serta pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri dua jam setelah konsumsi susu.
Acara ini merupakan bagian dari inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto bertajuk SUJU (Sapa Jumat), yakni program kunjungan rutin ke sekolah-sekolah bersama Bupati Mojokerto Dr. H. Muhammad Al Barra, Lc., M.Hum., beserta istri yang juga Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto, Hj. Shofiya Hanak Al Barra, Lc., atau yang akrab disapa Bu Hana. Hadir pula Wakil Bupati dr. Muhammad Rizal Oktavian dan istri, dr. Amelia Fitri Oktavian, Sp.A., yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto.
Dalam kesempatan tersebut, Bu Hana turut memberikan edukasi penting tentang gizi remaja dan pentingnya menjaga kesehatan sejak usia sekolah. Ia mengajak seluruh pelajar, khususnya remaja putri, untuk lebih peduli terhadap asupan nutrisi dan rutin mengonsumsi TTD guna mencegah anemia dan mendukung tumbuh kembang yang optimal.
Kepala Sekolah SMPN 2 Mojoanyar menyampaikan apresiasi atas kunjungan Ketua TP PKK dan jajaran. Ia melaporkan bahwa dari total 756 siswa, sebanyak 501 telah mengikuti skrining kesehatan jiwa (Keswa), dengan hasil 24 siswa terdeteksi dalam kondisi borderline dan abnormal, yang akan ditindaklanjuti melalui konseling.
Sementara itu, dalam pemeriksaan kesehatan gratis terhadap 34 guru, ditemukan 20 guru mengalami kolesterol tinggi, 4 guru menderita asam urat tinggi, 1 guru hipertensi, 7 guru dengan gula darah tinggi, dan 29 guru mengalami obesitas.
Untuk kelompok remaja putri (rematri) yang turut serta dalam kegiatan ini sebanyak 366 siswa. Hasil skrining anemia menunjukkan dua siswa mengalami anemia sedang dan 34 siswa mengalami anemia ringan. Tidak ditemukan kasus anemia berat.
Kegiatan Aksi Bergizi dan GERCEP ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat dalam membentuk generasi sehat dan bebas stunting di masa depan.(Syim)