
Foto. Perhutani KPH Mojokerto dan Masyarakat Desa Cupak Gelar Acara Sedekah Bumi di Gunung Pucangan
Mojokerto.Indexberota.com Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto bersama Forkopimcam Ngusikan dan masyarakat Desa Cupak di Gunung Pucangan, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang menggelar acara sedekah bumi di lokasi wisata religi Gunung Pucangan, Petak 11C, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Katemas, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tapen pada Kamis (27/06).
Kepala KPH Mojokerto yang diwakili oleh Bani Martani, Kepala BKPH Tapen, menyampaikan bahwa kehadiran Perhutani dalam acara ini merupakan upaya untuk membangun komunikasi dan membina harmonisasi dengan masyarakat desa hutan (MDH). “Kami berharap kegiatan ini dapat berdampak positif pada setiap aktivitas Perhutani di lapangan,” ujarnya.
“Acara sedekah bumi ini juga merupakan tradisi untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah rahmat, rezeki, dan hasil panen tahun ini,” tambah Bani Martani.
Kegiatan sedekah bumi ini telah menjadi bagian dari warisan budaya lokal yang dilestarikan dan diadakan setiap tahun di Wisata Religi Gunung Pucangan, yang menjadi ikon kearifan budaya lokal yang dapat dinikmati oleh pengunjung setiap tahunnya.
Kepala Desa Cupak, Winarsono, menyatakan komitmen Pemerintah Desa Cupak untuk terus melestarikan budaya leluhur melalui situs Gunung Pucangan serta menjaga kawasan hutan di sekitar desa dan Gunung Pucangan. ”Gunung Pucangan telah menjadi ikon Desa Cupak. Kami sangat menghargai adat istiadat yang telah turun-temurun di masyarakat kami,” kata Kepala Desa Cupak, Winarsono.
Winarsono menambahkan bahwa secara geografis, Desa Cupak terletak di wilayah utara Jombang yang berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Lamongan. Sebagian besar wilayah desa merupakan kawasan hutan dan pegunungan yang berada di bawah pengelolaan Perhutani KPH Mojokerto.
Meskipun begitu, Desa Cupak dikenal luas oleh masyarakat karena keberadaan situs Gunung Pucangan yang merupakan peninggalan sejarah dari zaman Raja Airlangga. ”Pada malam tertentu, para pengunjung sering mengunjungi makam Dewi Kilisuci, anak perempuan semata wayang Raja Airlangga. Kunjungan ini paling ramai pada malam Kamis Kliwon dan Jumat Legi,” tambahnya.