MOJOKERTO .Indexberita.com Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., angkat bicara terkait maraknya isu tambang ilegal yang mencuat di Mojokerto. Dalam konferensi pers yang digelar di Aula Serbaguna KH. Abdul Chalim, Jumat (7/11) pagi, Prof. Asep menegaskan pentingnya penegakan hukum dan klarifikasi terhadap penggunaan nama lembaga Amanatul Ummah yang disebut-sebut dalam pemberitaan.
“Saya tegaskan, tidak ada kaitannya sama sekali antara Pondok Pesantren Amanatul Ummah dengan koperasi yang disebut-sebut melakukan kegiatan penambangan ilegal. Kami tidak tahu-menahu soal itu,” ujar Prof. Asep dalam sambutannya.
Menurutnya, nama baik lembaga pendidikan yang telah dikenal luas di tingkat nasional dan internasional harus dijaga dari penyalahgunaan. “Jangan membawa nama Amanatul Ummah untuk hal-hal yang melanggar hukum. Itu tidak benar dan kami menolak keras segala bentuk pencatutan nama,” tegasnya.
Lebih lanjut, Prof. Asep juga menyoroti dampak negatif dari kegiatan tambang ilegal yang merusak lingkungan dan membahayakan masyarakat sekitar. Ia menilai, penambangan tanpa izin hanya menguntungkan segelintir pihak namun menyisakan kerugian besar bagi masyarakat luas.
“Tambang ilegal ini merugikan banyak pihak. Mereka tidak bertanggung jawab untuk melakukan reklamasi dan penataan ulang. Akibatnya, banyak bekas galian yang membahayakan warga dan bahkan menelan korban jiwa,” ungkapnya.
Guru besar yang juga tokoh pendidikan nasional itu meminta aparat penegak hukum untuk bertindak tegas menertibkan seluruh kegiatan penambangan ilegal di wilayah Mojokerto dan sekitarnya.
“Saya meminta kepada para penambang ilegal agar segera menghentikan aktivitasnya. Kepada aparat keamanan, saya mohon untuk menindak tegas dan menertibkan semua tambang ilegal hingga benar-benar legal sesuai aturan,” tuturnya.
Prof. Asep juga menekankan bahwa eksploitasi kekayaan alam secara ilegal sama halnya dengan mencuri hak masyarakat dan mengkhianati amanah Tuhan.
“Kalau hasilnya didapat dari cara yang tidak sah, sama saja dengan uang curian. Secara lahir mungkin terlihat untung, tapi batin akan selalu terbayang dosa dan pelanggaran,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Asep kembali menegaskan visi besar Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang berfokus pada pembentukan manusia berilmu, berakhlak mulia, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
“Misi kami adalah melahirkan ulama, pemimpin bangsa, dan profesional yang bertanggung jawab. Karena itu, kami ingin nama Amanatul Ummah tetap bersih dan tidak dikaitkan dengan aktivitas yang melanggar hukum,” pungkasnya.(Syim)










