Mojokerto, INDEXBERITA.COM – H. Mubin, perwakilan petani mitra PG Gempolkrep yang juga menjabat sebagai Ketua KUD Dewi Sartika Jombang sekaligus pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), menyampaikan sejumlah aspirasi terkait harga gula dan regulasi pemerintah dalam forum konsultasi bersama perusahaan, Jumat (…/…/2025).
Dalam kesempatan itu, H. Mubin menegaskan bahwa petani tebu masih menghadapi tantangan besar, terutama terkait kepastian harga gula. Menurutnya, pemerintah semestinya memberikan jaminan harga dasar yang jelas agar petani tidak dirugikan.
“Pemerintah sudah menetapkan harga Rp14.500 per kilogram, tetapi kenyataan di lapangan banyak petani menjual di bawah angka tersebut. Bahkan ada yang hanya dihargai Rp14.000. Hal ini membuat posisi petani semakin lemah,” tegasnya.
Ia juga menyoroti ketidakseimbangan antara biaya produksi dan hasil yang diterima petani. Biaya tenaga kerja yang terus meningkat hingga Rp45.000–Rp55.000 per hari dinilai semakin memberatkan. Sementara itu, investasi dan dukungan dari pemerintah maupun investor dirasakan belum maksimal.
“Kalau biaya produksi semakin tinggi tapi harga gula ditekan, tentu petani yang akan rugi. Kita butuh regulasi yang adil dan berpihak pada petani,” imbuhnya.
Selain itu, H. Mubin berharap agar pemerintah dan perusahaan lebih serius dalam membangun iklim kompetisi yang sehat di sektor pergulaan. Menurutnya, selama ini masih ada disparitas harga antar pabrik gula yang tidak wajar sehingga merugikan petani kecil.
“Kami menginginkan adanya kepastian, bukan hanya janji. Petani butuh kebijakan nyata yang membuat usaha tebu tetap bertahan, bukan malah semakin terpuruk,” tutupnya.(Syim)