Home / Pendidikan

Selasa, 22 Oktober 2019 - 05:27 WIB

Kapolresta Mojokerto Kota, pimpin Apel Hari Santri 2019

Foto Kapolresta Mojokerto Kota, pimpin Apel Hari Santri 2019

Foto Kapolresta Mojokerto Kota, pimpin Apel Hari Santri 2019

Kapolresta Mojokerto Kota, pimpin Apel Hari Santri 2019

Foto Kapolresta Mojokerto Kota, pimpin Apel Hari Santri 2019

Mojokerto . Sorotindomedia.com – Bertempat di lapangan Desa Berat Kulon, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, peringatan Hari Santri Nasional tahun 2019 digelar, Ribuan santri dan santriwati mengikuti upacara yang digelar Perkumpulan Pendidikan dan Sosial Roudlotun Nasyiin.

Kapolresta Mojokerto AKBP Bogiek Sugiyarto, SH, SIK, MH. bertindak sebagai inspektur upacara menyampaikan bahwa penetapan peringatan Hari Santri pada 22 Oktober ini merujuk tercetusnya ‘Resolusi Jihad’ yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

“Resolusi Jihad ini kemudian melahirkan peristiwa Heroik tanggal 10 November 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan.

READ  Institut KH Abdul Chalim IKHAC Mengelar Wisuda Sebanyak 240 Siswa Di Bagi Menjadi Dua Gelombang

Sejak Hari Santri ditetapkan tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo, kita selalu menyelenggarakan peringatan setiap tahunnya dengan tema yang berbeda beda,” ungkapnya, Selasa (22/10/2019).

Masih kata Kapolresta, pada peringatan Hari Santri Nasional tahun 2019 ini, tema yang di usung adalah ‘Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia’. Tema tersebut mempunyai makna yang sangat luar biasa, isu perdamaian diangkat berdasar fakta.
Bahwa sejatinya pesantren adalah sebagai Laboratorium Perdamaian.

“Pesantren merupakan tempat menyemai ajaran islam Rahmatan Lil Alamin, Islam Ramah dan Moderat dalam beragama. Sikap Moderat dalam beragama sangat penting bagi masyarakat, dengan seperti inilah keragaman dapat disikapi dengan bijak serta toleransi dan keadilan dapat terwujud,” katanya.

READ  Sambut Tahun Baru Islam 1441 H,Masjid Besar Darussalam Gemekan Adakan Jalan Sehat

Kapolresta menambahkan, ada beberapa alasan dan dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai Laboratorium Perdamaian. Yakni kesadaran harmoni beragama dan berbangsa perlawanan kultural di masa penjajahan. Metode mengaji dan mengkaji.

“Selain mendapatkan teladan dan ilmu dari Kyai, di pesantren juga diterapkan kajian yang bersumber dari berbagai kitab bahkan sampai kajian lintas Mazhab. Para Santri memiliki jiwa yang diajarkan untuk Khidmah (pengabdian). Pendidikan kemandirian, kerja sama dan saling menolong di kalangan santri,” tegasnya.

READ  Wabup Gagas Pengenalan Wisata Jadi Progam Wajib Bagi Pelajar

Gerakan komunitas seperti seni dan sastra yang tumbuh di pesantren berpengaruh pada perilaku seseorang. Lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar. Merawat khazanah kearifan lokal relasi agama dan tradisi. Prinsip Maslahat (kepentingan umum).

“Yang merupakan pegangan santri yang sudah tidak bisa ditawar lagi serta penanaman spiritual tidak hanya hukum islam (Fikih) namun juga Tazkiyatunnafs (pembersihan hati). Saya ucapkan selamat ‘Hari Santri Tahun 2019, Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia’,” pungkasnya.(Syim)

Share :

Baca Juga

Pendidikan

Perjalanan Menuju Keadilan: Terkuaknya Skandal Dana BOS di Kabupaten Mojokerto

Pendidikan

Kebaikan Seorang Guru SMPN 2 Modongan Jenguk Muridnya Sedang Sakit
Launching Buku, Workshop Literasi, Temu dan Pemberian Anugerah Penulis Festival Chaitra Majapahit 2019

Pendidikan

Launching Buku, Workshop Literasi, Temu dan Pemberian Anugerah Penulis Festival Chaitra Majapahit 2019

Hukum

Kita Wajib Kenalkan Rambu Lalin Sejak Dini

Pendidikan

Jumat Curhat, Polisi Sosialisasikan Kenakalan Remaja di SMKN 1 Jetis

Pendidikan

Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Ning Ita Wanti-wanti Terapkan Protokol Kesehatan

Pendidikan

Danramil 0815/13 Kutorejo Pembina Upacara Di SMPN 2

Pendidikan

Bupati Mojokerto Ikfina Sidak Kesiapan Cek Pembelajaran Tatap Muka .
?>