
Fasilitas konsultasi dengan dokter spesialis anak
MOJOKERTO,INDEXBERITA.COM—Puskesmas Blooto memiliki inovasi KEMUL BALITA (Kelas Stimulasi Bayi Bawah Lima Tahun). Inovasi ini diciptakan untuk membantu menangani sejumlah masalah pada balita, seperti stunting, speech delay, motorik delay dan TB (tuberkolosis).
Kemunculan inovasi ini dilatarbelakangi oleh data hasil skrining tahun 2020-2022, berdasarkan hasil skrining dan konseling dokter spesialis anak, ditemukan banyak kasus tersebut pada anak.
“Berdasarkan skrining dengan melakukan tes mantoux, jumlah pasien suspect TB anak mencapai angka ratusan, baik yang dari dalam kota maupun luar kota,” terang Kepala Puskesmas Blooto dr. Shofia Kurniawanti.
Dalam kegiatan ini, tidak hanya dilakukan skrining, melainkan juga kegiatan kelas / penyuluhan dan intervensi dari dokter spesialis anak dengan sasaran ibu balita dan balita yang ada di tiga Kelurahan wilayah UPT Puskesmas Blooto, yaitu kelurahan Prajurit Kulon, kelurahan Blooto dan Kelurahan Surodinawan.
“Balita yang masuk kategori stunted atau stunting, gejala keterlambatan bicara, keterlambatan perkembangan motorik dirujuk ke puskesmas,” terang dr. Shofia.
Balita dengan indikasi persoalan tersebut, akan dilakukan pemeriksaan terpadu yang melibatkan berbagai pihak, antara lain dokter spesialis anak, perawat TB, bidan dan nutrisionis.
Misalnya, dalam penanganan balita stunting, akan melibatkan kader dan kelurahan setempat untuk melakukan pendampingan. Sementara nutrisionis akan memberikan PMT pada balita stunting menggunakan layanan motor Gentala serta memberikan konsultasi gizi online melalui aplikasi Gentala.
Selain itu pencegahan stunting juga dilakukan, dengan melibatkan para bidan yang akan melakukan pelayanan ANC terpadu untuk pencegahan stunting serta kader kesehatan melakukan pendampingan pada ibu hamil.
“Puskesmas melakukan kegiatan Kemul Balita dua kali pertemuan dengan jeda waktu satu minggu dari kegiatan sebelumnya, setiap bulan. Kedepannya, diharapkan inovasi ini dapat membantu percepatan penurunan stunting di Kota Mojokerto,” pungkas dr. Shofia.